6 Rekomendasi Film Sosial-Politik Penuh Makna yang Wajib Ditonton di Tengah Isu Dunia Kini

Bunga Ruth

Istirahatlah Kata-Kata
Istirahatlah Kata-Kata - Image by Catchplay

Partikel.id – Apa jadinya ketika sinema tidak sekadar menghibur, tetapi juga menjadi cermin tajam atas realitas sosial dan politik?

Dari layar lebar, kita bisa menyelami konflik kelas, ketimpangan kekuasaan, hingga perlawanan rakyat biasa yang memicu perubahan besar.

Menonton film sosial-politik bukan cuma perkara tontonan, melainkan pengalaman batin yang menggugah kesadaran kita akan dunia yang (ternyata) tidak baik-baik saja.

Apalagi di tengah situasi sosial global yang penuh gejolak, sinema menjadi kanal reflektif untuk memahami sejarah, kekuasaan, dan suara yang dibungkam.

Nah, buat kamu yang ingin menambah wawasan sekaligus menikmati cerita penuh makna, berikut 6 rekomendasi film sosial politik yang patut kamu masukkan ke dalam daftar tontonan.

Sekilas aja, ya…

  • Eksil (2022) – Mengangkat trauma politik 1965 dan nasib mahasiswa Indonesia di pengasingan.

  • Istirahatlah Kata-Kata (2016) – Menceritakan hilangnya aktivis Wiji Thukul dalam represi Orde Baru.

  • Parasite (2019) – Kritik tajam terhadap ketimpangan sosial dalam balutan thriller satir.

  • 12 Years a Slave (2013) – Kisah nyata perbudakan dan rasialisme sistemik di Amerika abad ke-19.

  • V for Vendetta (2005) – Simbol perlawanan terhadap negara otoriter dan penindasan.

  • Negeri 5 Menara (2012) – Inspirasi tentang mimpi, pendidikan, dan mobilitas sosial dalam konteks lokal Indonesia.

  1. Eksil (2022, Indonesia) – Mahasiswa Terbuang dan Trauma Politik 1965

    Film dokumenter karya Lola Amaria ini mengisahkan nasib mahasiswa Indonesia yang dideportasi ke luar negeri pasca peristiwa 1965 dan hidup tanpa kewarganegaraan.

    Eksil menjadi kritik sosial yang kuat tentang pengabaian negara terhadap warganya sendiri serta perjuangan identitas dan memori di tanah asing.

    Film ini membuka luka lama Indonesia yang jarang dibicarakan.

  2. Istirahatlah Kata‑Kata (2016, Indonesia) – Suara Aktivis yang Hilang

    Istirahatlah Kata-Kata
    Istirahatlah Kata-Kata. Foto/Catchplay

    Mengangkat kisah penyair dan aktivis Wiji Thukul yang menghilang di masa Orde Baru, film ini disutradarai oleh Yosep Anggi Noen.

    Dengan pendekatan simbolik dan penggunaan humor yang cerdas, film ini menyampaikan kritik terhadap represi politik dan ketakutan yang menghantui para aktivis.

    Ini adalah kisah tentang suara yang ingin didengar, namun dipaksa untuk diam.

  3. Parasite (2019, Korea Selatan) – Ketimpangan Sosial yang Membunuh Diam-Diam

    Parasite. Foto/Catchplay

    Film peraih Oscar karya Bong Joon-ho ini menyajikan satir sosial dalam balutan thriller.

    Parasite menyoroti ketimpangan ekonomi melalui interaksi dua keluarga dari kelas sosial berbeda.

    Film ini menyentil absurditas kehidupan urban modern, tempat strategi bertahan hidup bisa berakhir dalam tragedi karena jurang kelas yang menganga.

  4. 12 Years a Slave (2013, Amerika Serikat) – Luka Perbudakan yang Tak Terhapus

    12 Years a Slave.
    12 Years a Slave. Foto/ 20th Century Studios

    Berdasarkan kisah nyata Solomon Northup, film ini menyajikan realitas brutal sistem perbudakan di Amerika abad ke-19.

    Disutradarai Steve McQueen, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang menyayat hati dan membuka mata akan ketidakadilan struktural yang membentuk dunia modern.

  5. V for Vendetta (2005, Inggris) – Melawan Ketakutan dengan Simbol Perlawanan

    Film V For Vendetta. Foto/Wikipedia
    Film V For Vendetta. Foto/Wikipedia

    Dalam latar distopia yang kelam, seorang pria bertopeng ‘V’ memimpin perlawanan terhadap negara otoriter.

    Film ini menjadi ikon perlawanan terhadap penindasan, dan dikenal luas lewat simbol topeng Guy Fawkes.

    Dialog dan narasi film ini menjadi inspirasi global dalam diskursus politik dan kebebasan berekspresi.

  6. Negeri 5 Menara (2012, Indonesia) – Mimpi, Pendidikan, dan Harapan Sosial

    Film Negeri 5 Menara. Foto/Wikipedia
    Film Negeri 5 Menara. Foto/Wikipedia

    Meskipun lebih ringan secara naratif, film ini menyampaikan pesan sosial-politik melalui perjuangan anak-anak muda di pesantren yang berusaha menembus batas geografis dan sosial.

    Negeri 5 Menara adalah refleksi tentang bagaimana pendidikan dan mimpi bisa menjadi jalan perubahan sosial.

Enam rekomendasi film sosial politik di atas adalah pengingat bahwa sinema memiliki kekuatan lebih dari sekadar menghibur.

Ia mampu membentuk opini, membangkitkan empati, serta memantik diskusi dan refleksi sosial.

Di tengah derasnya informasi dan konten digital, menonton film bertema sosial-politik bisa menjadi bentuk literasi emosional dan historis yang menyenangkan.

Jadi, daripada sekadar scroll medsos tanpa arah, kenapa tidak habiskan waktu dengan tontonan yang membuka cakrawala?

Siapkan cemilan, nyalakan layar, dan biarkan kisah-kisah ini menyentuh sisi terdalam diri kita.

Also Read

[addtoany]

Leave a Comment