Israel Bombardir Zona Paling Aman di Gaza: 35 Warga Tewas & 500.000 Warga Mengungsi

Bunga Ruth

Israel Bombardir Zona Paling Aman di Gaza: 35 Warga Tewas & 500.000 Warga Mengungsi
Israel Bombardir Zona Paling Aman di Gaza. Foto: Hatem Khaled/Reuters

Gaza – Gelombang serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 35 orang. Selain itu, serangan ini memaksa setengah juta warga Palestina meninggalkan tempat tinggal mereka.

Serangan dimulai sejak Rabu (16/4/2025) dan terus meluas ke berbagai wilayah, termasuk kamp-kamp pengungsian. Akibatnya, banyak keluarga kehilangan tempat berlindung.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyebutkan bahwa tujuh orang tewas dalam serangan di Beit Lahiya. Sementara itu, dalam serangan lain di dekat Al-Mawasi, seorang ayah dan anaknya juga kehilangan nyawa.

Lonjakan Pengungsian Massal

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar 500.000 warga Palestina kini “baru mengungsi” sejak Israel melanjutkan serangan pasca-pelanggaran gencatan senjata pada 18 Maret lalu.
Namun, banyak dari mereka yang sebelumnya telah terusir kini kembali kehilangan tempat berlindung.

Kondisi ini menggambarkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk, dengan minimnya zona aman di Gaza. Oleh karena itu, kebutuhan akan bantuan darurat menjadi semakin mendesak.

Krisis Bertambah Parah

Mahmud Bassal kembali menyampaikan bahwa serangan langsung dua rudal Israel ke beberapa tenda di Al-Mawasi telah menyebabkan setidaknya 16 orang tewas. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, sementara 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

Bassal juga menyoroti bahwa wilayah Al-Mawasi sebelumnya telah ditetapkan oleh Israel sebagai zona “kemanusiaan”. Namun ironisnya, serangan tetap menghantam lokasi tersebut.

Serangan serupa terhadap tenda di kota Beit Lahiya utara menyebabkan tujuh orang lainnya kehilangan nyawa. Selain itu, serangan lain di dekat Al-Mawasi merenggut nyawa seorang ayah dan anaknya yang tinggal di tenda tersebut.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional, serta kewajiban untuk melindungi warga sipil dalam konflik bersenjata.

Kematian anak-anak dalam serangan ini semakin memperjelas dampak tragis konflik terhadap populasi sipil yang paling rentan.

Data Terbaru Korban Konflik

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 51.065 warga Palestina telah tewas dan 116.505 lainnya terluka sejak perang dimulai 18 bulan lalu.

Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan angka korban yang lebih tinggi, yakni lebih dari 61.700 orang tewas. Ribuan lainnya masih hilang di bawah reruntuhan dan diduga telah meninggal dunia.

Sejak Israel melanjutkan pemboman pada 18 Maret, setelah berakhirnya gencatan senjata, sedikitnya 1.691 orang dilaporkan tewas dan 4.464 lainnya terluka.

Dalam 24 jam terakhir, 40 orang tewas dan 73 lainnya terluka telah dibawa ke berbagai rumah sakit di Gaza.

Perbedaan data korban antara Kementerian Kesehatan dan Kantor Media Pemerintah Gaza mencerminkan sulitnya memverifikasi informasi secara akurat di tengah konflik yang terus berlangsung.

Tingginya jumlah korban selama 18 bulan terakhir memperlihatkan betapa besar skala dan intensitas permusuhan di wilayah tersebut.

Blokade Bantuan dan Strategi Tekanan

Dalam laporan Media Al-Jazeera, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa penghentian bantuan kemanusiaan digunakan sebagai “alat” untuk menekan Hamas.

Israel diketahui telah memblokir pasokan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya ke Gaza selama lebih dari sebulan.

Akibatnya, kondisi krisis kemanusiaan semakin memburuk.
Hamas menuding Israel telah “mempersenjatai bantuan” di tengah meningkatnya krisis kelaparan.

Situasi semakin tragis dengan laporan bahwa para pengungsi terpaksa membakar buku dari perpustakaan universitas yang hancur, hanya untuk bisa memasak, karena tidak adanya bahan bakar.

Tahanan Meninggal pada Hari Tahanan Palestina

Tahanan Palestina Meninggal Pada Hari Tahanan Palestina
Tahanan Palestina Meninggal. Foto/Mussa Qawasma Reuters

Ketegangan juga meningkat bersamaan dengan peringatan Hari Tahanan Palestina.

Seorang tahanan Palestina berusia 20 tahun dilaporkan meninggal dunia di penjara Israel.
Insiden ini memicu kemarahan warga Palestina yang kemudian melakukan pawai di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Harapan Gencatan Senjata?

Sementara itu, dua pejabat Hamas mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kelompok mereka tengah menyelesaikan pembahasan akhir atas proposal gencatan senjata yang diajukan Israel melalui mediator Mesir dan Qatar.

Namun, kehadiran pasukan Israel yang masih aktif di Gaza menimbulkan keraguan besar terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan damai dalam waktu dekat.

Peringatan dari Lembaga Kemanusiaan

Sejumlah lembaga HAM dan UNICEF mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap kondisi anak-anak dan lansia yang mengalami kelelahan fisik serta mental.

Mereka mengecam serangan terhadap kamp pengungsi sebagai potensi pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Selain itu, mereka mendesak komunitas global untuk segera mengambil langkah konkret guna melindungi warga sipil yang terkena dampak konflik ini.

Also Read

Leave a Comment