Menjelang Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijjah 1446 H (sekitar 15–16 Juni 2025), menjadi momen penting bagi umat Muslim untuk memperkuat keimanan melalui ibadah kurban.
Perintah berkurban ini tidak hanya tradisi, tetapi juga memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an yang mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail serta makna pengorbanan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di balik tradisi penyembelihan hewan, Al-Qur’an menyajikan ayat-ayat suci yang menuntun kita memahami hakikat ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian sosial.
Berikut beberapa perintah berqurban yang kerap dirujuk untuk memperkaya pemahaman dan meneguhkan keimanan saat menyambut hari raya pengorbanan ini.
Baca Juga: Perbedaan Salat Idulfitri dan Iduladha, Ini Penjelasan Lengkapnya!
1. Dasar Hukum Perintah Berkurban dalam Ayat Al-Qur’an
Salah satu ayat yang paling sering dikaitkan dengan perintah berkurban terdapat dalam Surat Al-Kautsar Ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Fa salli lirabbika wanhar
Artinya: “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”
Ayat Al-Quran tentang Iduladha ini menegaskan bahwa berkurban adalah ibadah yang diperintahkan Allah sebagai bentuk penghambaan dan rasa syukur.
Selain itu, Surat Al-Hajj ayat 34 juga menyebutkan:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.”
Ayat ini menegaskan bahwa kurban bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah ketentuan Ilahi untuk mengingat dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Dengan menyebut nama-Nya saat menyembelih, kita meneguhkan hati akan hikmah pengorbanan dan kehadiran-Nya dalam setiap detik ibadah.
2. Teladan Nabi Ibrahim AS
“Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup berusaha) bersama Ibrahim, ia berkata, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, sebab itu pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar.’” (QS. Ash-Shaffat [37]:102)
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS menjadi inspirasi utama di hari Iduladha. Ketundukan penuh mereka pada perintah Allah menggambarkan makna sabar dan tawakkal yang hakiki—dua elemen penting dalam setiap pengorbanan.
3. Pengorbanan yang Membawa Berkah
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu rendahkan pengorbananmu dengan menyebut-nyebut nama selain Allah.” (QS. Al-Kautsar [108]:2)
Meski surat Al-Kautsar lebih dikenal sebagai bentuk kasih sayang Allah, ayat kedua mengingatkan kita agar tidak mengotori niat kurban dengan kepentingan dunia semata—misalnya riya, pamrih, atau pamer kekayaan. Pengorbanan hanya bermakna saat dilakukan dengan tulus untuk mencari ridha-Nya.
4. Hikmah di Balik Setiap Suapan Daging Kurban
“Maka tafakkanlah untuk keluarga keluargamu, dan berikanlah sebagian untuk orang yang meminta dan orang yang tidak punya harta.” (QS. Al-Ḥajj [22]:36)
Daging kurban bukan hanya untuk dinikmati; sebagian besar wajib dibagikan kepada yang membutuhkan. Ayat ini menegaskan nilai solidaritas sosial, di mana kebahagiaan Iduladha dirasakan bersama seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Anti Alot, Ini Tips Memasak Daging Kurban Agar Empuk!
Ayat-ayat Al-Qur’an di atas membawa umat Islam memahami bahwa Iduladha lebih dari sekadar momen tradisi: ia adalah perwujudan syukur, pengorbanan diri, dan kepedulian sosial. Saat menyembelih kurban pada Iduladha 1446 H/2025 M, mari jadikan ayat-ayat suci ini sebagai pedoman, agar setiap tetesan darah hewan kurban meneguhkan iman dan menebar berkah bagi sesama.