partikel.id / Kolom Opini / Pengantar Purifikasi Pikir dari Kunto Aji Adalah Layanan Buat Lu yang Merasa Sulit dan Takut Melangkah Maju

Pengantar Purifikasi Pikir dari Kunto Aji Adalah Layanan Buat Lu yang Merasa Sulit dan Takut Melangkah Maju

-

WIB

Malik Fikri Tim Redaksi
Artwork album Pengantar Purifikasi Pikir
Artwork album Pengantar Purifikasi Pikir. Foto/iqiqoror

Barangkali sering merasa sulit atau takut untuk melangkah, mungkin lu perlu balik lagi ke titik nol, seolah-olah berada kembali pada garis start dan mencapai finish.

Seperti itulah sekiranya deskripsi singkat album ketiga Kunto Aji, atau yang biasa disapa Mas Kun. Pengantar Purifikasi Pikir layaknya menjadi seperti layanan konsultasi bagi lu yang sedang sulit dan takut tentang hal-hal yang selanjutnya ada di hidup lu. Setelah beberapa pencapaian lu ataupun setelah beberapa kegagalan yang lu alami. What happened next after that?

Album Mantra Mantra sukses sebagai album kedua. Sesuai dengan namanya, keseluruhan track di album kedua seperti penyihir bagi telinga yang khusyuk mendengarkannya. Memberikan efek untuk bisa menerima dan mencintai diri sendiri.

Berjarak lima tahun setelah Mantra Mantra, pada 14 September 2023, Mas Kun merilis Pengantar Purifikasi Pikir sebagai album ketiganya, masih membawa topik yang selinear. Kalau di album kedua berbicara tentang mencintai dan menerima diri sendiri, di album Pengantar Purifikasi Pikiran tentang tumbuh. Mas Kun mengajak lu untuk terus bergerak maju setelah apa-apa yang terjadi, entah itu hal baik atau buruk.

Pada awal kehadirannya, ketika gue mendengarkan Pengantar Purifikasi Pikir, rasanya memang tidak sekuat Mantra Mantra. Tapi, ada perasaan yang berbeda, Pengantar Purifikasi Pikir memberikan pengalaman yang lebih kalem dan tenang secara keseluruhan.

Pengantar Purifikasi Pikir terdiri dari sembilan track yang dibuka dengan Urip dan diakhiri dengan Urup. Sama seperti album-album sebelumnya, Mantra Mantra (2018) dan Generation Y (2015), format track tersebut adalah sebagai pembuka dan penutup dari album. Jadi, bukan hal yang baru kalau setiap lu mendengarkan album dari Mas Kun rasanya seperti disambut dan diajak berkeliling dari sudut awal hingga sudut akhir, kemudian diantarkan ketika ingin berpisah dengan manis dan hangat. Nantinya, lu akan berkunjung kembali pada saat yang lain.

Mebawa filosofi Jawa, Urip Iku Urup yang berarti hidup itu menyala. Sebagaimana manusia, mestilah bisa memberi manfaat paling tidak di lingkungan terdekatnya. Filosofi ini yang melatarbelakangi track pembuka dan penutup dari album ini.

“Kita mati setiap malam // Untuk bangkit saat pagi”.

Mendengarkan track pembuka Urip seperti membawa lu untuk berdamai dan bermuhasabah, menerima segala bentuk hal-hal yang sudah terjadi.

Setelah lu mampu menerima bentuk-bentuk tersebut, lu diajak untuk beristirahat, menyudahi rasa-rasa kecewa dan pikiran negatif, lalu diingatkan bahwa besok masih ada hal yang dapat dicapai,

“Untuk kejar mimpi lagi // Untuk jatuh cinta lagi // Untuk memulai kembali”.

Penggunaan kalimat repetitif dalam track Urip layaknya ucapan orangtua yang mengingatkan dan memotivasi anaknya pada sela-sela meraih mimpinya.

Melanjutkan ke track Melepas Pelukan Ibu, lu diajak untuk mengingat kembali, terkhusus kepada ayah dan ibu. Membawa ke dalam kenangan masa kecil, situasi saat lu belajar merangkak, berjalan, bahkan berlari. Tentang bagaimana kedua orangtua lu tidak akan memalingkan pandangannya pada sela-sela lu bertumbuh mempelajari hal baru. Situasi menjadi haru ketika ayah dan ibu melihat anaknya berhasil mencapai sesuatu. Tentang bagaimana seorang anak adalah kebanggaannya. Memori-memori tersebut yang coba di-recall, seperti menjadi bekal yang akan lu bawa hari esok untuk lanjut berproses.

Seakan menjadi satu kesatuan, track selanjutnya, Asimetris menjadi bagian yang menyambung dari track sebelumnya. Beranjak dewasa, lu akan mulai sering melihat hal-hal yang ada di luar ekspektasi. Mas Kun sendiri menggambarkannya sebagai bentuk cinta.

“Dan cinta // Paling tinggi maknanya // Cara melihat dunia // Yang tak pernah sempurna”.

Dalam kesempatan lainnya, Mas Kun juga mengungkapkan bahwasanya ketidaksempurnaan itu jika dilihat menggunakan kacamata yang tepat, hal tersebut memanglah sesuatu yang seharusnya terjadi.

Alih-alih terus mengeluh karena sudah kesekian kali merasa dikecewakan realita, ada baiknya mengambil sikap menerima dan belajar untuk tanggap lebih cepat dalam kekecewaan yang terjadi. Asimetris menjadi pengingat bahwa makna dari sebuah kesempurnaan tidak melulu soal utuh atau proporsional, ada bentuk-bentuk kekurangan dan kecacatan yang menjadi bagian dalam prosesnya. Semestinya semakin dewasa, semakin sadar bahwa ketidaksempurnaan yang akhirnya membentuk hal-hal yang berharga,

“Mengalirlah semua // Dijalani seapa adanya”.

Momen ketika segala hal sudah lu kemas rapi, sudah sangat bersemangat untuk memulai perjalanan. Namun, secara tidak sengaja harus menghentikan langkah tersebut lantaran hujan atau mungkin situasi lainnya, jadi momen yang membuat lu geregetan.

Gimana nggak, analoginya kayak momen lu mau otw, gak lama turun hujan. Track Jangan Melamun Saat Hujan adalah seperti itu.

Gambaran saat lu sudah menyiapkan segalanya untuk melangkah, tetapi ada hal yang membuat langkah lu harus tertahan. Ketika lu pernah merasa gagal dan bertekad untuk bangkit atau ketika lu selesai mencapai tahap yang satu, mungkin rasanya lu akan sangat bersemangat dan tidak sabar untuk berlari mengejar sesuatu lagi. Cuma satu hal yang harus diyakini adalah semakin dewasa, lu akan semakin paham bahwa hal-hal yang baik adalah hal-hal yang didapatkan secara tepat bukan secara cepat.

Track Jangan Melamun Saat Hujan sendiri adalah bentuk psikologis keterbalikan. Mas Kun, justru mengajak lu untuk melamun pada momen itu. Bukan tanpa alasan, lantaran pada zaman sekarang di mana sangat banyak distraksi di sekeliling lu, lu justru sangat jarang melamun. Biasanya, lu justru akan mencari distraksi pada saat lu mulai bingung tidak melakukan apa-apa.

Dalam kesempatan mengartikan track Jangan Melamun Saat Hujan, Mas Kun bilang bahwa melamun mungkin adalah hal mewah pada zaman ini.

Gue percaya bahwa tidak ada yang mudah dalam mengejar sesuatu. Momen jatuh dan bangkit adalah hal umum dalam prosesnya. Mungkin lu merasa capek dengan banyaknya jatuh yang lu alami, tapi percayalah momen jatuh itu pasti akan mendewasakan lu.

Pada kesempatan mengulas album ini, Mas Kun memberikan sudut pandangnya yang terinspirasi dari kartun Spongebob Squarepants. Salah satunya, terhadap tokoh Squiward, tokoh yang semakin lu bertambah dewasa, lu akan semakin merasa relate dengannya.

Pribadi orang dewasa yang tumbuh di diri lu, kurang lebih mirip dengan Squidward, lu menjadi orang yang skeptis, penuh perhitungan, bahkan menjadi defensif dikarenakan hal-hal tidak enak yang sebelumnya pernah lu alami. Sebagai orang dewasa, lu pastinya akan berusaha menghindari dan tidak akan pernah lagi menginginkan perasaan itu lagi. Track Jernih adalah proses pendewasaan itu.

”Luka yang basah masih terasa // Tak ada maaf sempat terucap // Aku hanya ingin merasakan damai”.

Setelah itu, ada track Rona Merah Langit. Pertama kali gue mendengarkan track ini vibes yang tergambar adalah kesan romantis yang sangat tulus. Rona Merah Langit, memberikan lu sebuah rasa optimistis untuk bisa melakukan atau melanjutkan sesuatu hal. Gak peduli berapa kali lu pernah jatuh, lu pasti bisa bangkit lagi, memulai lagi, kembali sukses lagi.

“Kita sama-sama pernah terluka // Kita sama-sama pernah disakiti // Kita sama-sama ingin berhenti // Lupakanlah semua, kita mulai sesuatu yang indah”.

Selanjutnya ada track yang gue suka banget. Orang Asing Dalam Cermin. Pada track ini seakan menjadi bentuk pengingat yang terasa adem banget. Memberikan nasehat bahwa tidak melulu semua sesuai rencana.

“Selama yang kau cari masih saja // Peran besar dalam nyaman yang kecil // Selama yang kau mau, yang kau tuju // Tak seirama // Selama itu aku ‘kan datang // Sebagai ingatan, sebagai tamparan // Selama itu // Hari baik ‘kan tiba”.

Lu mungkin berusaha untuk bisa mencapai hal yang besar dengan effort yang kecil. Bukan tanpa alasan, lu begitu karena sudah terlalu capek dengan momen jatuh yang berulang kali dirasakan. Yang sebenarnya, lu juga paham tidak ada hal besar yang diraih dengan mudah, tapi lu berharap tuah ada keajaiban yang lu dapatkan.

“Aku rindu aku yang dulu // Yang bebas berlayar // Ke mana pun rindu // Tak peduli ragu”.

Sekilas track ini seakan membawa lu untuk meromantisasi diri lu yang dulu. Tetapi, lebih jauh dari itu, track ini adalah pengingat buat diri lu untuk mengamini segala hal yang terjadi, yang terproses, dan yang terbentuk. Harapannya jelas, semoga bisa menumbuhkan keberanian dan membawa lu untuk sigap terhadap sesuatu yang tidak pernah dicatatkan dalam rencana.

Pertama kali gue mendengarkan album ini secara utuh, gue pikir track Orang Asing Dalam Cermin menjadi track urutan kedua sebelum terakhir ditutup dengan Urup. Karena pada Orang Asing Dalam Cermin ini menghadirkan tempo yang tenang, lambat, dan menurun. Setelah serangkaian cerita-cerita yang sebelumnya terjadi, Orang Asing Dalam Cermin seperti closing statement yang indah.

Tetapi gue salah, karena ada satu track lagi sebelum mencapai UrupTrack tersebut adalah Perjalanan Menawar RacunTrack yang tidak kalah baiknya ternyata sebagai closing statement. Berbeda dengan Orang Asing Dalam Cermin yang tenang, Perjalanan Menawar Racun jutrsu hadir dalam tempo yang cepat. Track ini seperti memberi lu semangat lagi. Semangat bahwa tidak apa-apa kalau lu pernah gagal, karena lebih besar dari itu, lu masih punya banyak kesempatan yang lain.

Perjalanan Menawar Racun rasanya seperti bentakan dalam konteks yang positif. Mengajak lu untuk kembali berkomitmen terhadap rencana atau mimpi-mimpi lu.

“Ragamu masih, jiwamu masih // Nafasmu masih, langkahmu masih // Hidupmu masih, mimpimu, harapmu // Apa yang hilang?”.

Mengingatkan lu bahwa rasa kecewa atau sakit hati adalah hal yang wajar dan tidak semestinya perasaan tersebut membuat lu jadi berhenti mengejar impian lu. Karena lu masih punya banyak hal fundamental sebagai modal berjalan bahkan berlari bila perlu.

Tiba pada akhir track, lu disuguhkan dengan Urup. Berisikan lirik yang sama dengan Urip, namun aransemen yang berbeda jelas membuat suasananya juga berbeda. Urup sendiri seperti manifestasi dari kemauan seseorang yang ingin terus berjalan.

“Kita mati setiap malam // Untuk bangkit saat pagi”.

Mengajak lu untuk tidak setengah-setengah dalam menjalani sesuatu, layaknya akan mati hari ini, saat itu juga tidak akan ragu untuk memberikan hal terbaik yang bisa dilakukan.

Kalau hari ini gagal, besok coba lagi. Kalau besok gagal, lusa coba lagi. Begitu seterusnya. Kalau memang harus kalah, ya sudah tidak apa-apa. Toh, semua orang juga pernah.

Album Pengantar Purifikasi Pikiran dari Kunto Aji adalah sajian yang cocok untuk lu yang ada dalam masa-masa bingung harus berbuat apa, setelah sesuatu hal terjadi atau tercapai dalam hidup lu. Sesuai dengan namanya, album ini membawa lu untuk berpikir positif lagi dan yakin untuk berjalan lagi.

Usaha untuk terus bergerak maju terkadang memang terasa sangat menjadi beban karena pencapaian ataupun hal buruk yang sebelumnya terjadi. Jalan satu-satunya adalah kembali ke titik nol. Tidak perlu berusaha menandingi ataupun menjadi sesuatu yang sama seperti sebelumnya. Hal yang terpenting adalah tetap bergerak.

Also Read

Tags

Leave a Comment