partikel.id – Hampir 1.000 pendaki terjebak di Gunung Everest setelah badai salju melanda kawasan tersebut selama akhir pekan. Para pendaki terjebak di sejumlah area perkemahan, yang terletak di ketinggian hampir 5.000 meter di atas permukaan laut, dengan salju menimbun tenda-tenda mereka.
Badai salju dilaporkan melanda sejak Jumat (3/10/2025) malam waktu setempat, dan turun semakin lebat pada Sabtu dan Minggu. Cuaca buruk tersebut menyebabkan melemahnya kondisi sejumlah pendaki. Beberapa di antara mereka bahkan dilaporkan mengalami gejala hipotermia.
Otoritas di Tingri menangguhkan penjualan tiket wisata dan menutup akses ke kawasan Gunung Everest menyusul terjadinya badai salju. Upaya evakuasi pendaki langsung dijalankan dengan mengerahkan tim penyelamat dan ratusan warga desa.
Memiliki ketinggian lebih dari 8.849 meter, Gunung Everest adalah puncak tertinggi di dunia. Gunung yang berada di perbatasan Tiongkok dan Nepal ini adalah salah satu magnet wisata pendakian banyak orang meskipun memiliki jalur dan cuaca yang terkenal ekstrem.
Salah satu pendaki Gunung Everest yang berhasil diselamatkan dari badai salju, Chen Geshuang, menyebut cuaca pada akhir pekan “tidak normal” dan berisiko menyebabkan hipotermia.
“Itu sangat basah dan dingin, risiko hipotermia sangat tinggi,” ujar Chen kepada kantor berita Reuters.
“Cuaca tahun ini benar-benar tidak normal. Pemandu kami mengatakan, belum pernah ada cuaca seperti ini pada bulan Oktober. Dan semuanya terjadi begitu tiba-tiba,” lanjutnya.