Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hari kelahiran Rasulullah yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Peringatan ini bukan hanya momentum sejarah, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi sekaligus meneladani akhlak mulia beliau.
Di tahun 2025, Maulid Nabi kembali hadir dengan semangat kebersamaan dan berbagai tradisi khas yang sudah mengakar dalam masyarakat Indonesia.
Tanggal 5 September 2025 Hari Llibur Nasional, Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H jatuh pada Jumat, 5 September 2025, yang juga dijadikan sebagai hari libur nasional.
Dengan demikian, masyarakat dapat memperingati Maulid dengan lebih khidmat sekaligus menikmati akhir pekan yang panjang.
Namun, ada sedikit perbedaan penetapan tanggal:
- Pemerintah & Nahdlatul Ulama (NU): Maulid jatuh pada Jumat, 5 September 2025.
- Muhammadiyah: Maulid ditetapkan sehari lebih awal, yaitu Kamis, 4 September 2025.
Perbedaan ini merupakan hal yang wajar dalam penanggalan Hijriah, dan tetap dihormati sebagai bagian dari kekayaan khazanah Islam di Indonesia.
Makna dan Keutamaan Maulid Nabi

Maulid Nabi bukan sekadar peringatan kelahiran, melainkan ajakan untuk mendalami keteladanan Rasulullah SAW. Melalui momen ini, umat Islam diingatkan untuk:
- Menumbuhkan rasa syukur atas kelahiran pembawa risalah Islam.
- Memperkuat ikatan keimanan dengan membaca shalawat dan kisah perjuangan Rasulullah.
- Meneladani akhlak mulia Nabi, seperti kejujuran, kesederhanaan, kasih sayang, dan kepemimpinan yang adil.
Dalam beberapa riwayat, memperingati Maulid juga diyakini sebagai amal yang mendatangkan pahala, bahkan bisa menjadi sebab keberkahan hidup serta sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tradisi Maulid Nabi di Indonesia

Indonesia dikenal kaya akan tradisi Maulid yang beragam di tiap daerah. Beberapa di antaranya adalah:
- Grebeg Maulud (Yogyakarta) – kirab gunungan berisi hasil bumi sebagai simbol syukur.
- Endhog-endhogan (Banyuwangi) – menghias telur rebus di atas janur yang dibagikan ke masyarakat.
- Baayun Maulid (Banjar, Kalimantan Selatan) – tradisi mengayun bayi sambil bershalawat.
- Kirab Ampyang (Kudus) – masyarakat mengarak makanan khas sebagai simbol berbagi.
- Meuripee (Aceh) – doa bersama dan pembacaan kisah Nabi dalam suasana penuh kekhidmatan.
Tradisi ini tidak hanya menambah semarak, tetapi juga menjadi sarana dakwah budaya yang memperkuat persaudaraan umat.
Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 adalah momentum berharga untuk merenungkan kembali teladan Rasulullah sebagai uswah hasanah (suri teladan terbaik).
Melalui peringatan ini, umat Islam diajak tidak hanya sekadar merayakan, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semangat kebersamaan, tradisi, dan doa, Maulid Nabi menjadi pengingat bahwa Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Mari jadikan momen ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam setiap langkah kehidupan.