Perseteruan panas terjadi di kalangan pakar kerajaan Inggris ketika membahas seberapa “tidak hormatnya” Pangeran Harry sebelum menikah dengan Meghan Markle. Perdebatan tersebut mencuat dalam sebuah episode podcast kerajaan yang menghadirkan para jurnalis dan penulis biografi kerajaan ternama.
Robert Jobson, seorang penulis buku tentang kerajaan, menyebut bahwa Pangeran Harry memang menunjukkan sikap yang kurang sopan bahkan sebelum Meghan hadir di kehidupannya.
Ia mengingatkan sebuah insiden di tahun 2015 saat Harry mengunjungi pusat remaja di Auckland, Selandia Baru, dan mengecat kepala fotografer dengan telapak tangannya. Aksi itu dianggap sebagai candaan, namun menurut Jobson, hal itu mencerminkan sikap tidak hormat.
Menanggapi momen tersebut, fotografer kerajaan Arthur Edwards menjelaskan bahwa insiden itu sebenarnya berlangsung santai. “Saat itu saya baru saja tampil di televisi dan mengatakan kalau dia mulai botak. Jadi, itu semacam balasan dari dia. Kami bahkan tertawa bersama saat mencuci tangan setelahnya,” kata Edwards.
Namun, Jobson bersikeras: “Saya tidak yakin… Saya pikir dia memang punya masalah sejak dulu.”
Perdebatan semakin memanas ketika Matt Wilkinson, editor kerajaan dari The Sun, turut menyela dengan mengatakan bahwa banyak masalah Harry mulai muncul pasca-2016, sejak kehadiran Meghan Markle. “Sejak kehadiran Duchess of Sussex, masalah yang selama ini dipendam Harry mulai terlihat jelas,” ujarnya.
Polemik ini terjadi di tengah bulan yang cukup berat bagi Pangeran Harry. Ia baru saja kalah dalam gugatan hukum panjang melawan Kementerian Dalam Negeri Inggris terkait perlindungan keamanannya saat berada di Inggris.
Putra bungsu Raja Charles III itu menggugat keputusan Komite Eksekutif untuk Perlindungan Kerajaan dan Tokoh Publik (Ravec), yang memutuskan mencabut perlindungan polisi tingkat tinggi bagi Harry sejak Februari 2023.
Namun pada 2 Mei 2025, tiga hakim pengadilan tinggi—Sir Geoffrey Vos, Lord Justice Bean, dan Lord Justice Edis—menolak banding Harry. Dalam pernyataan putusan, Sir Geoffrey menyatakan bahwa meskipun argumen pribadi Harry “kuat dan mengharukan”, namun tidak cukup kuat secara hukum untuk membatalkan keputusan Ravec.
“Pangeran Harry keluar masuk dari skema perlindungan yang diberikan Ravec. Ketika berada di luar Inggris, ia memang di luar perlindungan itu. Saat kembali ke Inggris, keamanannya akan dinilai sesuai kebutuhan,” jelas hakim. Ia menambahkan, “Alasan yang digunakan Ravec tampak logis dan tidak berlebihan.”
Usai putusan tersebut, Harry angkat bicara dalam wawancara eksklusif dengan BBC di kampung halamannya di California. Ia mengaku “sangat kecewa” atas kekalahan tersebut. “Saya ingin berdamai dengan keluarga. Tidak ada gunanya terus bertikai, hidup ini terlalu berharga,” katanya.
Harry juga menegaskan bahwa sengketa soal keamanan inilah yang menjadi “batu sandungan utama” hubungannya dengan kerajaan.
Menanggapi berbagai pernyataan tersebut, Istana Buckingham pun akhirnya merilis pernyataan resmi yang langka: “Semua isu ini telah diperiksa secara menyeluruh dan berulang oleh pengadilan, dengan hasil yang konsisten di setiap kesempatan.”