Jakarta, partikel.id – Setelah sebelumnya memperkenalkan karya panjang berjudul “Nubuat (Lamunan)”, sebuah komposisi berdurasi lebih dari 11 menit penuh eksperimen bunyi, unit punk asal Jakarta Timur, Residiv kembali dengan single terbaru bertajuk “Nava Sandhya”. Lagu ini menjadi rilisan kedua mereka di tahun 2025 sekaligus langkah baru dalam perjalanan musikal yang semakin tajam dan mendalam.
Jika “Nubuat (Lamunan)” menghadirkan kebebasan struktur musikal yang luas, “Nava Sandhya” justru tampil lebih fokus pada ambience dan nuansa emosional. Dalam proses kreatifnya, band ini mencoba sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, yakni menghadirkan vokal kedua dalam aransemen lagu.
Kehadiran elemen baru ini bukan hanya pelengkap, melainkan lapisan emosional tambahan yang memperdalam narasi.
Lirik Sarat Ambiguitas dan Pertarungan Batin
Secara tematik, lirik “Nava Sandhya” membicarakan kesepian, keraguan, serta pergulatan batin saat dihadapkan pada pilihan, khususnya dalam konteks hubungan.
Lagu ini menggambarkan dilema antara empati dan kecenderungan narsistik yang kerap muncul dalam relasi manusia. Residiv mencoba menangkap kondisi batin yang ambigu—di mana harapan, ketakutan, dan kerinduan saling bercampur.
Baca Juga: RESIDIV Rilis Single “Nubuat (Lamunan)”, Eksplorasi Post-Rock dan Kritik Keimanan
Perpaduan Shoegaze dan Skramz
Dari sisi musikal, “Nava Sandhya” dibangun di atas akar shoegaze yang pekat, namun dengan fleksibilitas vokal ekspresif khas skramz. Atmosfer padat dan melankolis menjadi karakter utama, menghadirkan soundscape yang penuh gema sekaligus intens secara emosional.
Pendekatan ini sengaja dipilih untuk mengajak pendengar masuk dalam ruang kontemplasi yang kabur, seolah berada di dalam kabut batin yang penuh perenungan.
Musik Sebagai Jembatan Refleksi
Bagi Residiv, “Nava Sandhya” lahir dari ruang-ruang sepi yang kerap tidak nyaman, namun sarat makna. Lagu ini tidak hanya berbicara tentang satu individu, melainkan juga tentang bagaimana manusia melihat dirinya dalam relasi yang rapuh, membingkai ekspektasi terhadap orang lain, hingga tersesat dalam pilihan.
Kini, “Nava Sandhya” sudah tersedia di berbagai platform musik digital. Residiv berharap pendengar dapat merasakan pengalaman personal yang coba mereka sampaikan—sebuah pengalaman gelap namun tetap menyimpan cahaya di ujungnya.