JAYAPURA — Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mengklaim telah mengeksekusi seorang anggota TNI yang menyamar sebagai pendulang emas ilegal di wilayah konflik bersenjata Papua.
Informasi ini disampaikan dalam siaran pers resmi oleh Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, pada Rabu, 9 April 2025.
Kronologi TPNPB Membunuh TNI
Menurut laporan tersebut, aksi pembunuhan dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Mayor Semut B Sobolim. Operasi berlangsung di Kali Merah, Korowai, Yahukimo, dari pukul 13.00 hingga 13.40 WIT.
“Pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo dibawah pimpinan Mayor Semut B Sobolim telah melakukan operasi di Kali Merah, Korowai pada hari Rabu, 9 April 2025. Operasi tersebut dimulai dari pukul 13:00 hingga 13:40 siang. Kemudian, mereka berhasil melakukan pembunuhan terhadap satu (1) anggota TNI yang menyamar sebagai pendulang emas ilegal di Kali Merah, Korowai, Yahukimo,” demikian isi siaran pers tersebut.
Selain itu, TPNPB juga menyatakan bahwa berbagai pihak sipil seperti pendulang emas, PNS, guru, dan tenaga kesehatan yang berada di wilayah konflik bersenjata dianggap sebagai bagian dari militer Indonesia yang menyamar.
“Jika negara Indonesia tidak mengakui itu bagian dari anggotanya maka kami pun mengakuinya adalah bagian dari pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia yang telah berhasil dibunuh oleh TPNPB,” kata sabby dalam keterangan tertulis.
TPNPB Siap Eksekusi Mati
Dalam pernyataan lanjutan, TPNPB menegaskan kesiapan untuk mengeksekusi siapapun yang menyamar sebagai pekerja sipil di wilayah konflik. “Kami siap eksekusi mati siapapun yang menyamar sebagai tukang ojek, pendulang emas, tukang bangunan, dan lainnya di wilayah konflik bersenjata karena mereka adalah bagian dari agen intelejen Militer Pemerintah Indonesia,” ujar TPNPB melalui Sebby.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga mengaitkan aksi ini dengan operasi sebelumnya di Kali Silet, Yahukimo, yang berlangsung dari 6 hingga 8 April 2025 dan menewaskan 11 orang serta melukai 3 lainnya. Mereka menyebut pembunuhan tersebut sebagai peringatan keras bagi semua pihak yang terlibat dalam penambangan ilegal di tanah Papua.
“Karena kami meyakini Anda adalah bagian dari pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia yang dikirim ke tanah Papua,” lanjutnya dalam pernyataan tertulis.
TPNPB juga mengklain pemerintah Indonesia menjadikan anggotanya sebagai pendulang emas ilegal untuk menopang ekonomi nasional. “Pemerintah Indonesia sengaja mengirimkan pasukannya ke wilayah konflik bersenjata dan jadikan anggotanya sebagai pendulang emas ilegal di tanah Papua. Hal itu dilakukan untuk menopang ekonomi Indonesia yang sedang runtuh dan hancur-hancuran atau pasukannya dijadikan budak negara.” tutupnya.